Misi Steven G. Tunas Mencetak Trader yang Melek Finansial Lewat Jago Scalping

- Jurnalis

Rabu, 16 Juli 2025

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Di dunia yang dipenuhi janji manis “cuan cepat” dan gaya hidup trader glamor, Steven G. Tunas justru memilih jalur sebaliknya. Ia tak menjual mimpi, tetapi ia membangun sistem.
Dan yang lebih penting: ia menanamkan kesadaran bahwa trading bukan hanya tentang profit, tapi tentang literasi dan ketahanan finansial.

Bukan Lulusan Keuangan, Jadi Pengelola Dana Miliaran

Latar belakang Steven jauh dari dunia pasar modal. Ia adalah lulusan Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan IPB. Dunia trading baru ia kenal lewat kelas pasar modal saat kuliah sebuah titik kecil yang kemudian mengubah seluruh jalur hidupnya.

Selepas kuliah, Steven tidak langsung jadi trader. Ia menempuh jalur dari bawah: mulai sebagai analis, kemudian menjajal berbagai peran di perusahaan sekuritas dan pialang berjangka. Perlahan, ia membangun reputasi hingga dipercaya memimpin pengelolaan dana di ABC Group sebagai fund manager.

Bukan Sekadar Belajar Grafik: Bertahan Lewat Krisis Global

Tak sedikit orang menyebut dirinya ahli pasar hanya karena tahu indikator. Bedanya, Steven telah belajar lebih dari teori. Ilmu yang ia miliki kini adalah akumulasi dari pengetahuan dan pengalaman nyata di pasar. Ia melewati tiga masa krisis global—Tragedi 9/11, Krisis 2008, dan Pandemi 2020, dalam posisi bertanggung jawab atas uang investor.

Ia menyaksikan portofolio anjlok, menerima telepon dari investor panik, dan merasa hampir menyerah. Akan tetapi, dari pengalaman itulah, ia menyusun sistem yang kemudian jadi fondasi pendekatan scalping. Baginya, sistem yang fleksibel dan disiplin jauh lebih penting daripada sinyal instan.

Komunitas Jago Scalping: Lahir dari Empati, Bukan Ambisi

Saat pandemi datang dan jutaan orang mencari penghasilan dari rumah, trading jadi tren. Sayangnya, banyak yang masuk dengan ekspektasi kosong. Modal nekat, ikut sinyal grup, dan berharap kaya semalam. Hasilnya? Banyak yang rugi besar.

Melihat fenomena itu, Steven mendirikan Jago Scalping. Komunitas ini dirancang bukan untuk menjanjikan hasil, tapi membentuk pemahaman. Alih-alih jargon cepat kaya; tetapi mentoring, diskusi, dan pembelajaran yang realistis.

“Kalau cuma ngajarin teknik entry, semua bisa. Tapi ngajarin cara berpikir sebagai trader yang tangguh, itu baru menyelamatkan,” ucapnya.

Literasi Finansial sebagai Misi Jangka Panjang

Bagi Steven, trading bukan akhir, tapi jalan menuju melek finansial. Ia percaya bahwa jika literasi tidak ditanamkan sejak awal, siapa pun bisa jadi korban pasar. Karena itu, ia fokus membentuk mindset dan edukasi berkelanjutan.

Ia yakin, selama anak muda, ibu rumah tangga, atau siapa pun datang dengan niat belajar, komunitas bisa jadi ruang tumbuh yang sesungguhnya. Di Jago Scalping, tidak ada hierarki maupun kompetisi pamer profit, yang ada hanyalah semangat bertumbuh bersama.

Membangun Fondasi

Steven tidak sedang memburu sorotan. Ia sedang membangun sistem dan komunitas yang akan tetap berdiri bahkan ketika tren trading mereda. Steven percaya bahwa profit bisa hilang, tetapi ilmu yang melekat akan menyelamatkan di masa depan.

Trading bukan soal keberuntungan, tapi kesiapan. Bukan tentang kaya cepat, tapi tentang mengelola risiko dengan tenang.

Dan mungkin itulah pelajaran terbesar dari perjalanan Steven: ketika kamu memahami uang dengan benar, kamu tak hanya bisa menghasilkan lebih banyak, tetapi kamu bisa membantu lebih banyak orang agar tidak kehilangan apa yang telah mereka punya.

Artikel ini juga tayang di VRITIMES

Berita Terkait

Ikhtiar Alami untuk Terapi Pencernaan di Tengah Tren Kenaikan Kasus Lambung di Indonesia
High Tea & Digital Talks: Ruang Kreatif di Tepi Danau Toba
Holding Perkebunan Nusantara Salurkan Bantuan Sembako untuk Veteran, Purnakarya, dan Masyarakat di HUT RI ke-80
Semakin Berkah, Dana Kelolaan Produk Reksa Dana Pasar Uang Syariah BRI-MI Tembus Rp1 Triliun
KAI Logistik Perkuat Peran Strategis dalam Ekosistem Kehidupan Masyarakat melalui Edukasi Animal Welfare
Standar ISO 37001:2025 Resmi Dirilis: Upgrade Sebelum Terlambat!
Promo Merdeka Diperpanjang, Pelanggan Bisa Bayar Tiket KA 80% Saja hingga 31 Agustus 2025
BRI Finance Perkuat Sinergi Lewat VIP Customer Gathering di Semarang
Berita ini 2 kali dibaca

Berita Terkait

Kamis, 21 Agustus 2025 - 16:16 WIB

Ikhtiar Alami untuk Terapi Pencernaan di Tengah Tren Kenaikan Kasus Lambung di Indonesia

Kamis, 21 Agustus 2025 - 15:24 WIB

High Tea & Digital Talks: Ruang Kreatif di Tepi Danau Toba

Kamis, 21 Agustus 2025 - 15:19 WIB

Holding Perkebunan Nusantara Salurkan Bantuan Sembako untuk Veteran, Purnakarya, dan Masyarakat di HUT RI ke-80

Kamis, 21 Agustus 2025 - 15:17 WIB

Semakin Berkah, Dana Kelolaan Produk Reksa Dana Pasar Uang Syariah BRI-MI Tembus Rp1 Triliun

Kamis, 21 Agustus 2025 - 15:00 WIB

Standar ISO 37001:2025 Resmi Dirilis: Upgrade Sebelum Terlambat!

Kamis, 21 Agustus 2025 - 14:27 WIB

Promo Merdeka Diperpanjang, Pelanggan Bisa Bayar Tiket KA 80% Saja hingga 31 Agustus 2025

Kamis, 21 Agustus 2025 - 13:41 WIB

BRI Finance Perkuat Sinergi Lewat VIP Customer Gathering di Semarang

Kamis, 21 Agustus 2025 - 13:09 WIB

Jadwal Ganti Pasir Kucing Berdasarkan Jenisnya

Berita Terbaru