Harga Emas Melemah, Tekanan Bearish Kian Kuat di Tengah Penguatan Dolar AS

- Jurnalis

Rabu, 22 Oktober 2025

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Harga emas (XAU/USD) kembali mengalami tekanan pada perdagangan hari Selasa (22/10) setelah sebelumnya mencetak rekor tertinggi di sekitar $4.380 per troy ounce pada awal pekan. Pelemahan ini wajar terjadi setelah kenaikan harga yang terlalu cepat dan tinggi, yang mendorong sebagian trader melakukan aksi ambil untung.

Berdasarkan analisis dari Dupoin Futures Indonesia, Andy Nugraha, menekankan harga emas diperdagangkan di kisaran $4.135, melemah hampir 5% dari posisi tertinggi sebelumnya, bahkan sempat menyentuh level terendah harian di $4.081. Secara teknikal, kombinasi pola candlestick dan indikator Moving Average (MA) menunjukkan sinyal bearish yang semakin kuat pada grafik XAU/USD. Andy menjelaskan, selama harga belum mampu bertahan di atas level psikologis $4.183, tekanan jual berpotensi berlanjut hingga menembus area support $4.000. Namun jika koreksi teknikal terjadi, maka kenaikan sementara menuju area $4.183 bisa menjadi peluang jual bagi trader yang memanfaatkan momentum retracement.

Selain faktor teknikal, pelemahan harga emas juga dipengaruhi oleh penguatan Dolar AS (USD) yang menambah tekanan pada logam mulia ini. Indeks Dolar (DXY) terpantau menguat hingga mendekati 98,84, menandai kenaikan tiga hari berturut-turut terhadap enam mata uang utama. Menguatnya dolar membuat emas menjadi lebih mahal bagi pemegang mata uang lain, sehingga permintaan fisiknya pun cenderung menurun.

Rally emas yang terlalu tinggi diikuti oleh meredanya permintaan fisik memang menjadi kombinasi yang rentan koreksi. Selain itu, meningkatnya selera risiko (risk appetite) investor juga menekan harga emas karena pelaku pasar mulai lebih optimis terhadap redanya ketegangan dagang antara Amerika Serikat dan Tiongkok.

Serangkaian kabar positif terkait potensi penundaan tarif 100% impor Tiongkok oleh Presiden AS Donald Trump membuat pasar saham dan aset berisiko menguat. Harapan akan kesepakatan dagang baru di KTT APEC di Korea Selatan pada akhir bulan ini turut mendorong optimisme pelaku pasar. Namun demikian, ketidakpastian tetap tinggi karena retorika Trump kerap berubah dan negosiasi antara kedua negara masih rapuh.

Meskipun tekanan jangka pendek terlihat kuat, emas menilai bahwa prospek jangka menengah hingga panjang untuk emas masih positif. Harapan terhadap kebijakan moneter yang lebih longgar dari Federal Reserve (The Fed) menjadi faktor penopang utama harga emas. Suku bunga yang lebih rendah akan menurunkan biaya peluang untuk memegang emas, sehingga dalam jangka panjang, logam mulia ini tetap menarik sebagai aset lindung nilai.

Selain itu, penutupan sebagian pemerintahan AS (government shutdown) yang telah memasuki minggu keempat, serta meningkatnya risiko geopolitik dan ketidakpastian ekonomi global, turut menjaga permintaan terhadap emas sebagai aset safe haven. Kesepakatan kerja sama senilai $8,5 miliar antara AS dan Australia untuk pengembangan mineral penting juga menandai langkah strategis Washington dalam mengurangi ketergantungan terhadap Tiongkok di sektor logam tanah jarang (rare-earth), yang bisa berdampak pada dinamika harga komoditas global.

Secara keseluruhan, harga emas hari ini bergerak dalam rentang $4.000–$4.183 dengan kecenderungan bearish jangka pendek. Namun, potensi pembalikan arah tetap terbuka jika pasar kembali beralih ke aset aman di tengah ketidakpastian politik dan ekonomi global. Andy menegaskan, “Trader perlu berhati-hati dalam membaca momentum. Tekanan jual bisa berubah cepat menjadi rebound ketika ketidakpastian kembali mencuat.”

Artikel ini juga tayang di VRITIMES

Berita Terkait

LRT Jabodebek Ajak 1.200 Santri Kenali Transportasi Publik dan Profesi di Baliknya
KAI Sampaikan Permohonan Maaf, Jalur KA Kedunggedeh Sudah Dapat Dilalui Normal Dua Arah
KAI Apresiasi Kerja Sama Pengguna LRT Jabodebek dalam Proses Evakuasi Terkendali
EVP KAI Daop 8 Surabaya Turun Langsung Sapa Pelanggan sebagai Wujud Empati atas Keterlambatan Perjalanan KA
Kendalikan Banjir di Tenggang dan Sringin di Semarang, Kementerian PU Optimalkan 27 Pompa dan Upgrading Dua Rumah Pompa Utama
KAI Daop 4 Semarang Terus Berupaya Menjaga Pelayanan kepada Pelanggan di Tengah Gangguan Perjalanan KA di Kedunggedeh
KAI Daop 2 Bandung Batalkan Sejumlah Perjalanan KA untuk Normalisasi Jadwal Keberangkatan Akibat Imbas Gangguan Perjalanan di Stasiun Kedunggedeh
Breaksfest 2025 BINUS @Bekasi: Wujud Kepedulian Mahasiswa terhadap Lingkungan melalui Aksi Bersih-Bersih Danau Duta Harapan
Berita ini 2 kali dibaca

Berita Terkait

Minggu, 26 Oktober 2025 - 17:04 WIB

LRT Jabodebek Ajak 1.200 Santri Kenali Transportasi Publik dan Profesi di Baliknya

Minggu, 26 Oktober 2025 - 17:00 WIB

KAI Sampaikan Permohonan Maaf, Jalur KA Kedunggedeh Sudah Dapat Dilalui Normal Dua Arah

Minggu, 26 Oktober 2025 - 16:41 WIB

KAI Apresiasi Kerja Sama Pengguna LRT Jabodebek dalam Proses Evakuasi Terkendali

Minggu, 26 Oktober 2025 - 15:45 WIB

EVP KAI Daop 8 Surabaya Turun Langsung Sapa Pelanggan sebagai Wujud Empati atas Keterlambatan Perjalanan KA

Minggu, 26 Oktober 2025 - 11:52 WIB

Kendalikan Banjir di Tenggang dan Sringin di Semarang, Kementerian PU Optimalkan 27 Pompa dan Upgrading Dua Rumah Pompa Utama

Minggu, 26 Oktober 2025 - 11:49 WIB

KAI Daop 4 Semarang Terus Berupaya Menjaga Pelayanan kepada Pelanggan di Tengah Gangguan Perjalanan KA di Kedunggedeh

Minggu, 26 Oktober 2025 - 08:08 WIB

KAI Daop 2 Bandung Batalkan Sejumlah Perjalanan KA untuk Normalisasi Jadwal Keberangkatan Akibat Imbas Gangguan Perjalanan di Stasiun Kedunggedeh

Minggu, 26 Oktober 2025 - 07:00 WIB

Breaksfest 2025 BINUS @Bekasi: Wujud Kepedulian Mahasiswa terhadap Lingkungan melalui Aksi Bersih-Bersih Danau Duta Harapan

Berita Terbaru