Hari Hutan Indonesia 2025: Krisis Iklim, Banjir Rob, dan Hutan yang Kian Menghilang

- Jurnalis

Jumat, 8 Agustus 2025

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Semarang, 8 Agustus 2025 – Dalam momentum peringatan Hari Hutan Indonesia, LindungiHutan mengangkat kembali urgensi menjaga kawasan hutan di tengah meningkatnya krisis iklim dan bencana ekologis, khususnya di wilayah pesisir utara Jawa. Kawasan seperti Semarang dan Demak kini menjadi saksi nyata dari kerusakan hutan mangrove yang berdampak langsung pada kehidupan ribuan masyarakat pesisir.

Seiring dengan meningkatnya suhu global dan naiknya permukaan air laut, banjir rob yang dulunya hanya terjadi sesekali kini menjadi ancaman yang datang nyaris setiap bulan. Desa-desa seperti Bedono, Mangunharjo, dan Trimulyo kini dikepung air laut, sebagian bahkan sudah tidak bisa dihuni lagi. Dalam banyak kasus, peristiwa ini bukan semata akibat gejala alam, melainkan hasil dari hilangnya tutupan hutan mangrove yang dulunya berfungsi sebagai sabuk hijau penahan abrasi dan benteng alami terhadap air laut.

“Kita tidak sedang berbicara tentang ancaman masa depan. Dampaknya sudah kita rasakan hari ini, tanah hilang, rumah terendam, mata pencaharian lenyap. Hutan mangrove bukan sekadar lanskap pesisir, tapi sistem pertahanan alami yang krusial,” ungkap Ben, CEO LindungiHutan.

LindungiHutan telah menjalankan berbagai proyek konservasi dan penanaman pohon di kawasan pesisir yang rentan, termasuk di Trimulyo dan Mangunharjo (Semarang), serta Bedono, (Demak). Program ini melibatkan kolaborasi antara masyarakat lokal, relawan, dan mitra korporasi untuk memulihkan kembali kawasan mangrove yang rusak. Ribuan pohon telah ditanam sebagai upaya mengembalikan fungsi ekologis dan menahan laju abrasi. Namun, perjuangan ini tak lepas dari tantangan. Di beberapa titik, proyek pembangunan infrastruktur seperti jalan tol justru melintasi area konservasi yang sebelumnya telah ditanami, menciptakan paradoks antara pembangunan dan perlindungan lingkungan.

Kerusakan hutan dan alih fungsi lahan juga memperparah emisi karbon dan kualitas udara, dua isu besar yang terkait langsung dengan krisis iklim. Mangrove, sebagai penyerap karbon paling efektif di antara semua jenis hutan, memiliki peran besar dalam upaya mitigasi perubahan iklim. Ketika ekosistem ini rusak, bukan hanya pantai yang tergerus, tapi juga kapasitas bumi untuk menyerap karbon ikut berkurang.

Hari Hutan Indonesia menjadi momen reflektif yang menegaskan bahwa pelestarian hutan tak bisa lagi dipandang sebagai aktivitas simbolis. Ini adalah bagian dari strategi bertahan hidup di tengah bencana iklim yang kian sering terjadi. LindungiHutan mengajak semua pihak, masyarakat, pemerintah, pelaku industri, dan komunitas lokal, untuk bergotong royong menjaga kawasan hutan yang tersisa dan memperluas ruang terbuka hijau yang telah menyempit.

Melalui program Donasi Pohon, Kampanye Alam, hingga CSR Hijau, LindungiHutan membuka ruang kolaborasi yang dapat diikuti siapa saja. Setiap pohon yang ditanam hari ini bukan hanya menyelamatkan ekosistem, tapi juga memberi harapan bagi masa depan manusia. Sebab ketika hutan terakhir hilang dan tanah tak lagi mampu menahan air laut, krisis yang kita hadapi bukan lagi tentang lingkungan, tapi tentang kemanusiaan itu sendiri.

Artikel ini juga tayang di VRITIMES

Berita Terkait

KAI Daop 4 Semarang Selenggarakan “Health Bootcamp”, Dorong Budaya Kerja Sehat dan Produktif di Lingkungan Perusahaan
KA Argo Muria Layani Pelanggan di Stasiun Batang Per 15 Agustus 2025, KAI Daop 4 Imbau Masyarakat Perhatikan Jadwal
UMKM Binaan KAI Daop 1 Jakarta Tampil Memukau di Parade Wastra Nusantara 2025
Bersama Railfans, KAI Daop 1 Jakarta Tegaskan “Berhenti, Tengok Kanan-Kiri, Aman, Jalan” di JPL 14 Manggarai
Direktur Utama KAI Didiek Hartantyo Raih Gelar Doktor di Universitas Sebelas Maret, Soroti Peran Strategis Layanan dalam Kinerja Keuangan Perusahaan
Cermati Protect dan Tiket.com Hadirkan Proteksi Asuransi Gangguan Penerbangan : Terbang Gratis Jika Jadwal Berubah Lebih dari 2 Jam!
ICS Compute Menandatangani Perjanjian Kolaborasi Strategis dengan AWS untuk Mempercepat Adopsi Generative AI di Indonesia
Meriahkan Bulan Kemerdekaan, KAI Logistik Hadirkan Promo“Kiriman Merdekaku”
Berita ini 2 kali dibaca

Berita Terkait

Jumat, 8 Agustus 2025 - 23:14 WIB

KAI Daop 4 Semarang Selenggarakan “Health Bootcamp”, Dorong Budaya Kerja Sehat dan Produktif di Lingkungan Perusahaan

Jumat, 8 Agustus 2025 - 22:28 WIB

KA Argo Muria Layani Pelanggan di Stasiun Batang Per 15 Agustus 2025, KAI Daop 4 Imbau Masyarakat Perhatikan Jadwal

Jumat, 8 Agustus 2025 - 22:04 WIB

UMKM Binaan KAI Daop 1 Jakarta Tampil Memukau di Parade Wastra Nusantara 2025

Jumat, 8 Agustus 2025 - 21:57 WIB

Bersama Railfans, KAI Daop 1 Jakarta Tegaskan “Berhenti, Tengok Kanan-Kiri, Aman, Jalan” di JPL 14 Manggarai

Jumat, 8 Agustus 2025 - 21:40 WIB

Direktur Utama KAI Didiek Hartantyo Raih Gelar Doktor di Universitas Sebelas Maret, Soroti Peran Strategis Layanan dalam Kinerja Keuangan Perusahaan

Jumat, 8 Agustus 2025 - 18:23 WIB

Hari Hutan Indonesia 2025: Krisis Iklim, Banjir Rob, dan Hutan yang Kian Menghilang

Jumat, 8 Agustus 2025 - 18:00 WIB

Cermati Protect dan Tiket.com Hadirkan Proteksi Asuransi Gangguan Penerbangan : Terbang Gratis Jika Jadwal Berubah Lebih dari 2 Jam!

Jumat, 8 Agustus 2025 - 17:27 WIB

ICS Compute Menandatangani Perjanjian Kolaborasi Strategis dengan AWS untuk Mempercepat Adopsi Generative AI di Indonesia

Berita Terbaru