“Abrasi yang kian hari semakin meluas perlu mendapatkan penanganan cepat dari pemerintah Provinsi dan Pemerintah Pusat, Jika tidak segera ditangani, bukan hanya rumah warga yang hancur, tetapi juga fasilitas umum dan infrastruktur jalan akan ikut musnah” T. Zainal Abidin


Tabloid putrapos.com | Aceh Timur- Wakil Bupati Aceh Timur, T. Zainal Abidin, S.Pd.I, meninjau langsung lokasi abrasi pantai yang semakin meluas dan telah menghancurkan puluhan rumah warga serta merusak infrastruktur jalan lintas antar kecamatan di Desa Peudawa Puntong, Kecamatan Idi Rayeuk, yang menghubungkan ke Desa Matang Rayeuk, Kecamatan Idi Rayeuk, Kabupaten Aceh Timur.
Kondisi abrasi di kawasan tersebut kini terbilang sangat parah. Sejumlah rumah warga tampak roboh diterjang ombak, sementara sebagian lainnya dalam keadaan rusak berat.
Jalan penghubung antar desa yang menjadi urat nadi transportasi masyarakat juga mulai tergerus air laut, menghambat aktivitas warga dan berpotensi terputus jika tidak segera ditangani.
Dalam peninjauan itu, Wakil Bupati T. Zainal Abidin didampingi Camat Idi Rayeuk, M. Hasbi, S.E., M.M., serta sejumlah perangkat desa. Ia menyampaikan keprihatinan mendalam atas kondisi yang menimpa masyarakat pesisir tersebut.

“Abrasi yang kian hari semakin meluas perlu mendapatkan penanganan cepat dari pemerintah Provinsi dan Pemerintah Pusat, Jika tidak segera ditangani, bukan hanya rumah warga yang hancur, tetapi juga fasilitas umum dan infrastruktur jalan akan ikut musnah,” ujar T. Zainal Abidin di sela kunjungan.
Lebih lanjut, Wakil Bupati menegaskan bahwa pemerintah daerah tidak akan tinggal diam. Ia berharap agar Pemerintah Provinsi Aceh dan Pemerintah Pusat, khususnya melalui Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP), dapat segera menindaklanjuti pembangunan jeti atau batu pemecah ombak yang tersisa sekitar 400 meter lagi agar abrasi dapat ditekan.
“Kondisi ini sudah sangat mendesak. Kami sangat berharap agar pemerintah provinsi maupun pusat merespon cepat. Jika tidak, kita khawatir akan ada korban jiwa akibat abrasi yang semakin meluas ini,” Tambahnya dengan nada serius.
Sementara itu, Karyani, Keuchik Desa Peudawa Puntong Kuala Idi Rayeuk, yang turut didampingi Tgk. Armia, anggota DPRK Aceh Timur, mengatakan bahwa abrasi sudah berlangsung lama dan kini semakin memprihatinkan.
“Abrasi ini sudah sangat mengancam. Jalan penghubung antar kecamatan kini ikut tergerus. Saat air pasang besar, terutama pada bulan Oktober dan November, ombak dari arah barat sangat dahsyat hingga menyebabkan rumah-rumah warga roboh dan fasilitas masyarakat rusak berat,” Tutur Karyani.
Menurutnya, setiap kali datang musim pasang, warga dilanda ketakutan. Mereka harus berjaga sepanjang malam karena khawatir ombak besar akan kembali menghantam permukiman.
Hal senada disampaikan Sulaiman, salah satu warga Desa Peudawa Puntong yang rumahnya nyaris habis diterjang ombak. Dengan nada sedih, ia menceritakan bagaimana abrasi telah mengikis tanah dan harta bendanya sedikit demi sedikit.
“Saya kehilangan hampir semua harta benda. Tanah kami kini sudah hilang terkikis ombak. Kami sangat memohon kepada Bapak Bupati, Wakil Bupati Aceh Timur, Bapak Gubernur dan Wakil Gubernur Aceh, bahkan Kementerian Kelautan RI untuk segera membangun batu pemecah ombak. Jika tidak, rumah kami akan terus jadi sasaran ombak. Sekarang pun kami hidup dalam ketakutan, bahkan sulit tidur karena takut sewaktu-waktu ombak besar datang menghantam rumah kami,” Ungkap Sulaiman.
Kondisi abrasi di pesisir Idi Rayeuk, terutama di kawasan Peudawa Puntong, memang telah menjadi masalah menahun yang belum tertangani secara tuntas. Sejumlah warga sudah beberapa kali direlokasi sementara, namun sebagian memilih tetap bertahan karena belum memiliki tempat tinggal lain.
Pemerintah Kabupaten Aceh Timur berjanji akan segera berkoordinasi dengan Pemerintah Provinsi dan Kementerian KKP RI terkait agar pembangunan batu pemecah ombak bisa segera direalisasikan.
Wakil Bupati T. Zainal Abidin juga menegaskan, penanganan abrasi di wilayah pesisir menjadi prioritas utama demi melindungi keselamatan masyarakat dan keberlangsungan infrastruktur daerah.
“Kami tidak ingin menunggu hingga korban jiwa berjatuhan. Ini menyangkut keselamatan rakyat dan masa depan daerah pesisir kita,” Tegasnya.
Dengan situasi yang semakin genting ini, masyarakat berharap agar pemerintah pusat segera menurunkan bantuan konkret untuk membangun struktur pelindung pantai yang memadai. Jika tidak segera dilakukan, abrasi yang terus meluas dikhawatirkan akan menelan lebih banyak rumah dan merusak jaringan jalan yang menjadi jalur utama penghubung antar kecamatan di Aceh Timur.
Penulis : Panjaitan
Editor : Panjaitan
Sumber Berita : Humas Wakil Bupati Aceh Timur







